Jumat, 19 Oktober 2012

Daur Ulang Kulit Durian





Durian adalah nama tumbuhan tropik yang berasal dari Asia Tenggara sekaligus nama buahnya yang biasa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Varian namanya yang juga populer adalah duren. Orang Sunda menyebutnya “kadu”.
Buah ini kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Buah ini biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Terkadang juga dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan.
Dari pelbagai manfaat durian di atas, ternyata durian masih menyisakan masalah, yaitu kulitnya yang hanya menjadi hiasan perusak mata dan pemandangan. Oleh karena itu, tercetuslah ide pengelolaan kulit durian ini sebagai bahan utama pembuatan briket. Briket yang sering diproduksi adalah briket batubara. Dewasa ini telah banyak percobaan pembuatan briket berbahan sisa-sisa sampah dan bahan organik. Salah satunya, pembuatan briket berbahan kulit durian.
Selain mengurangi polusi yang ditimbulkan berupa sampah yang hanya ber­tumpuk di­tem­pat sam­­­pah, usa­ha ini juga bi­sa menghasilkan nilai ekonomis yang cukup menguntungkan se­ba­­gai pengganti bahan bakar minyak tanah atau gas.
Caranya cukup sederhana, pertama, siapkan peralatan seperti pisau atau pemotong, drum bekas , saringan atau ayakan, pengaduk, penumbuk, cetakan, baskom , dan seng untuk penjemuran. Kemudian siapkan juga bahannya, seperti kulit durian, ranting atau jerami, tepung kanji, dan air.
Setelah peralatan dan bahannya tersedia, potong atau cacah kulit durian untuk memudahkan proses pembakaran. Selanjutnya jemur kulit durian di bawah panas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih cepat. Masukkan ranting atau jerami ke dalam drum terlebih dahulu. Berikutnya masukkan kulit durian yang telah dijemur tadi. Jangan menumpuknya terlalu tebal. Bakar tumpukan jerami dan durian tersebut. Tutuplah dengan menggunakan penutup yang ujungnya dilubangi sedikit agar pembakaran merata .
Ketika pembakaran tidak lagi mengeluarkan asap, bukalah penutup tersebut. Aduk-aduk dan pastikan tumpukan kulit durian dan jerami telah menjadi arang. Pastikan proses pembakarannya tidak berlangsung terlalu lama.
Angkat dan pisahkan tumpukan yang telah menjadi arang. Kemudian tumbuklah arang tersebut hingga halus. Untuk mendapatkan bubuk arang yang merata, ayaklah tumbukan arang tersebut.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan tumbukan arang yang telah halus kedalam baskom. Ambil sedikit tepung kanji, kira-kira 15% dari jumlah tumbukan halus tersebut. Tepung ini berfungsi sebagai perekat. Aduk-aduk hingga merata. Setelah itu, masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk. Gunakan 10% air dari keseluruhan adonan. Aduk hingga adonan benar-benar merata.
Ambil cetakan dan masukkan adonan ke dalamnya. Jika tidak tersedia cetakan, kita bisa menggunakan tangan untuk mencetaknya. Caranya, kepal-kepalkan adonan sesuai dengan bentuk yang kita inginkan; bulat, lonjong, persegi dan lain sebagainya. Selanjutnya padatkan adonan tersebut untuk menghasilkan briket yang berkualitas.
Jemur adonan yang telah dicetak tersebut di bawah terik matahari dengan menggunakan alas seng selama 12 jam. Bila cuaca tidak mendukung, proses penjemuran bisa berlangsung lebih lama hingga adonan tersebut benar-benar kering. Terakhir, angkat dan simpan adonan yang telah kering tersebut dalam tempat yang tidak lembab. Briket ini sudah siap digunakan atau dikemas untuk dijual.
Mengingat langkah pengelolaannya yang cukup mudah dan modal yang terjangkau, pembuatan briket berbahan utama kulit durian ini laik dicoba sebagai upaya menumbuhkan mata pencaharian baru bagi masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar