Boneka Akar Wangi

Boneka Akar Wangi Desa Pongaran Melanglang Buana

Kreatif. Satu kata ini tepat diberikan kepada Hidayatul Nafiah, warga Pongahan, Kecamatan Sentalo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Betapa tidak. Wanita ini  mampu 'menyulap' akar wangi yang selama ini hanya digunakan sebagai pengharum ruangan, menjadi aneka jenis boneka lucu. Hasil kreatifitasnya ini sudah di-ekspor ke sejumlah negera di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Yaman, Mesir, dan Palestina.

Hidayatul bersama beberapa perajin lainnya di Sentolo, kini sudah mengirim hingga puluhan ribu boneka akar wangi ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika. Tak hanya di luar negeri, di pasar lokal pun, produk Hidayatul sudah menarik minat masyarakat.

Di Timur Tengah, boneka akar wangi ini biasanya dijual dengan kisaran harga antara Rp50 ribu hingga Rp70 ribu. Sedangkan untuk pasar lokal, rata-rata mampu dipasarkan seharga Rp5 ribu hingga Rp100 ribu per buah, tergantung besar kecilnya ukuran boneka.

Untuk daerah pemasaran di pasar lokal, boneka ini antara lain dipasarkan ke Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti Malioboro dan Beringharjo. Boneka akar wangi juga dikirim ke Solo hingga Bali. Jumlah produk yang mampu dipasarkan rata-rata sebanyak 5.000 hingga 6.000 buah boneka setiap minggunya.

Boneka akar wangi biasanya dijadikan sebagai souvenir, hiasan ruangan sekaligus pengharum ruangan. Untuk ini, Hidayatul juga tak jarang menerima pesanan khusus untuk souvenir pesta pernikahan yang setiap bulannya bisa mencapai 10 ribu buah boneka akar wangi dengan ukuran kecil.

Menurut Hidayatul, boneka akar wangi yang paling favorit di pasaran, di antaranya boneka panda, kura-kura, orang utan, katak, dan anjing. Sedangkan yang paling sering dipesan untuk souvenir, biasanya berupa boneka monyet dan kura-kura.

Untuk memenuhi kebutuhan akar wangi, para pengrajin di Sentolo biasanya mendapatkan pasokan akar wangi dari Gunungkidul, Yogyakarta atau dari Wonogiri, Jawa Tengah. Pengiriman setiap bulan bisa mencapai dua ton akar wangi.(DSY)